PDM Kabupaten Subang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Subang
.: Home > Berita > "JIHAD" BERBUAT BAIK DI PDM SUBANG

Homepage

"JIHAD" BERBUAT BAIK DI PDM SUBANG

Minggu, 21-01-2018
Dibaca: 805

         Subang (Muhammadiyah)-- Mengawali tahun 2018, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Subang mengadakan pengkajian ahad (21/01/2017, yang biasa dilaksanakan pada setiap ahad ke tiga setiap bulan di Komplek Perguruan Muhammadiyah, Jl. Kertawigenda, Subang. Hadir dalam kesempatan tersebut narasumber dari PWM Jawa Barat, Drs. Karman, M.Ag yang merupakan dosen fakultas adab UIN Sunan Gunung Jati Bandung.

          Dalam ceramahnya, Karman mengapresiasi gerakan  kencleng massal digulirkan ulang oleh PDM Subang. Ia pun menceritakan pengalaman ketika mengurus ranting di daerah Cikutra Kota Bandung. Ia merintis kegiatan pengajian yang asalnya hanya berjumlah 10 orang Jemaah. Dengan keuletan, ketekunan jemaahnya berlipat menembus 50 orang Jemaah bahkan lebih. Sehingga Ust. Zaenal Masduki Allahu yarham, mantan imam besar Masjid Raya Mujahidin sempat terkaget-kaget melihat pengajian ranting yang setara dengan pengajian kelas PDM.

         Sebelumnya Ketua PDM Subang dalam sambutanya mengajak warga persyarikatan untuk menggiring anak-anak cucunya ke majelis taklim agar tercipta kontinuitas kaderisasi sebagai bagian dari aktualisasi dakwah Muhammadiyah yang dimulai dari keluarga. Seolah menginyakan kata-kata pengantar H. Aep Saefulloh, ZM, H. Karman, M.Ag mengupas tuntas tentang perlunya berbuat baik dan menghindari dari mencukupkan diri menjadi orang baik.

        Dengan merujuk  pendapat Ibnu Qudamah, beliau menjelaskan perbedaan antara orang baik dan orang yang berbuat baik. Ciri pertama, orang baik adalah orang yang kebaikannya hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan orang berbuat baik, selain untuk dirinya, ia membagikan, mensyiarkan kebaikan untuk orang lain juga. Ciri Kedua yang tak kalah penting dari yang pertama, bahwa orang baik disukai oleh banyak orang sedangkan orang yang berbuat baik dibenci banyak orang. Ia mencontohkan bagimana Rasulullah saw yang sebelum diangkat menjadi rasul begitu dipercaya dan disukai masyarakat bahkan untuk menyelesaikan permasalahan yang potensial konflik pun, orang-orang quraisy merujuk kepada Nabi. Suatu hal yang berubah seratus delapan puluh derajat tatkala Nabi telah menjadi rasul. Ia mendapat cercaan, ejekan, hinaan bahkan ancaman pembunuhan.

       Menghadapi semua tantangan dakwah di atas, nabi menghadapinya dengan kesabaran yang luarbiasa, sehingga sejarah mencatat sebagaimana direkam al-Qur’an bahwa nabi Muhammad merupakan pribadi agung yang paling banyak disebut dalam sejarah. Ternyata rahasianya adalah memaafkan dan membalas air tuba dengan air susu.

      Keteladanan Rasulullah menghadapi orang yang membenci dirinya dibuktikan dengan sikap lemah lembutnya pada seorang pengemis buta di kota Madinah yang tiap hari menghasut masyarakat dan menuduhnya sebagai pembohong dan tukang sihir. Rasulullah menyuapi pengemis tersebut tiap hari tanpa sehari pun terlewat. Hingga Rasulullah wafat, Abu bakar menggantikan ibadah mulia tersebut. Secara spontan orang Yahudi itu merasakan perbedaan, karena biasanya orang yang menyuapi dirinya mengusap rambutnya terlebih dahulu dan melunakkan makanannya. Setelah berterus terang bahwa orang yang senantiasa menyuapi orang yahudi tersebut adalah Muhammad, maka pecahlah tangis orang yahudi itu. Ia menyesal tiada tara karena tak menyangka bahwa orang yang selama itu peduli pada dirinya ternyata adalah orang yang ia benci dan caci. Akhirnya ia pun masuk islam karena merasakan keanggunan dan keluhuran akhlak sang nabi.(Supri)


Tags: Jihad Berbuat Baik
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: liputan



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website