PDM Kabupaten Subang - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kabupaten Subang
.: Home > Berita > SAATNYA JIHAD MEDIA

Homepage

SAATNYA JIHAD MEDIA

Senin, 16-01-2017
Dibaca: 692

Perkembangan dunia ICT (Information, communication, technology) yang begitu canggih menjadikan bumi tempat kita berpijak semakin, singkat, cepat dan praktis. Berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dalam waktu yang tak lama mampu ditransfer dalam hitungan menit bahkan detik. Maka informasi pun berlimpah. Saking berlimpahnya, bercampur aduk dan berbaur dengan informasi palsu (hoax). Dan yang lebih parah lagi adalah Islam dan isu-isu seputar Umat Islam dijadikan obyek hoax. Tak heran sebagian orang latah menshare informasi yang ada secara semena-mena, meminta dukungan like secara membabi buta dan menebar provokasi secara massif.

Umat Islam sebagai komunitas terbesar di Indonesia bagi para pemangku kepentingan media baik media elektronik, cetak maupun sosial merupakan pasar raya yang potensial dan konsumtif untuk berbelanja informasi baik yang berbayar maupun yang gratis.

Sejatinya media atau katakanlah pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, yudikatif, ekesekutif. Atau menurut madzhab lain, setelah Partai Politik, HAM dan Masyarakat Sipil. Tapi sekarang mana ada media yang bebas nilai dan bebas kepentingan. Ada oknum media yang spesialis membidik stigma Islam Radikal. Ada oknum media yang memutarbalikan fakta. Ada oknum media yang tak berfungsi lagi sebagai penyambung lidah antara masyarakat dan pemerintah. Dan masih banyak lagi.

Yang jelas masyarakat kita digiring untuk menyukai cara pandang,”bad news adalah good news.” Maka yang muncul di layar kaca berita tentang tawuran, korupsi, pembunuhan dan perilaku kriminal lainnya. Sementara tayangan-tayangan yang mendidik dan berisi tuntutan masih sporadis dan berjuang sendiri-sendiri dengan konten sesuai fokus keislaman dari ideologi yang diusung.

Masyarakat kita pun lebih memilih media elektronik dengan fungsi rekreatif. Maka acara-acara musik, hiburan, liputan tahun baru, sinetron ratingnya tinggi. Dan iklan pun datang berduyun-duyun. Sementara media yang dikelola umat Islam harus diakui masih kurang variatif dan support dananya masih kurang karena operasionalnya mengandalkan iklan yang terbatas dan selektif.

Sementara media digital seperti gadget, android dan tablet didominasi oleh game, pornografi dan pornoaksi. Konten itulah yang dikhawatirkan merusak budaya dan perilaku generasi muda. Bukan hanya generasi muda, anak-anak pun sekarang sudah akrab bermain gadget. Sehingga untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis sebagai fondasi pendidikan, agak terhalang dan mandeg.

Untuk itulah kesadaran akan pentingnya jihad media tak bisa ditawar lagi. Harus menjadi prioritas umat Islam. Tentu saja dengan dukungan, ekonomi, sosial dan budaya. Jika kita berkaca pada Surat al-Fil, yang menceritakan bagaimana dahsyatnya pasukan bergajah hendak menghancurkan ka’bah pada tahun ketika nabi dilahirkan. Namun dapat digagalkan oleh Allah dengan mengutus burung Ababil.

Era sekarang bukan lagi tahun gajah. Perang yang terjadi bukan perang fisik. Yang berlaku dan berlangsung sekarang adalah proxy war, cybertroof dan al-Gazwul al-Midzya’i. Lihatlah stigmatisasi islam radikal kerap disematkan pada sebagian ormas islam. Islam dibenturkan dengan nasionalisme, umat islam seolah dicitrakan tidak pro NKRI. Suatu hal yang menutut Haedar Nasir ahistoris dan tidak menyejarah.

Dengan latarbelakang seperti itulah literasi media patut digalakan oleh generasi muda. Kono generasi muda terbagi kepada beberapa kategori. Generasi milenia yang terlahir sejak 1981-1900 an harus menjadi lokomotif pencerdasan media bagi adik-adik generasinya yang boleh jadi secara teknis dan praktis lebih akrab, mahir dan terampil bermain-main dengan media.

Beruntunglah keluarga yang telah mampu menumbuhkan minat membaca dan menulis anak-anaknya sejak dini, karena mereka akan mempunyai daya kritis dan mampu memfilter konten media yang kurang etis dan tidak mendidik.


Tags: Say No to Hoax
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Opini



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website